Alek Gugi Gustaman, SKM

 

Siapa yang merasa setiap pagi, siang, sore, malam hapean terooosss.. Sini ngumpul!!

Terkadang orang tua merasa bangga jika anaknya yang masih kecil sudah demikian akrab dengan perangkat digital. Saat si kecil begitu serius dengan perangkat digitalnya seperti laptop ataupun smartphone, itu bukan berarti dia sedang berkonsentrasi, melainkan sedang 'dikendalikan'. Memang nggak selamanya main gadget memiliki dampak negatif. Akan tetapi bila penggunaannya terlalu sering, maka anak tetap saja bisa kena dampaknya. Dari sekian banyak dampak negatif ada istilah popcorn brain.

Popcorn brain adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kondisi otak anak yang terbiasa dengan layar perangkat digital yang senantiasa merespons stimulus kuat hingga otak meletup-letup.

Menurut para psikolog, otak popcorn mengacu pada kecenderungan perhatian dan fokus kita yang berpindah dengan cepat dari satu hal ke hal lain, dipicu oleh multi-tasking dan paparan berlebihan terhadap dunia digital.

Literasi lain menyebut, fenomena otak popcorn sebagai rentang perhatian yang terfragmentasi dan efek kognitif yang terkait dengan paparan terus-menerus terhadap rangsangan digital dan informasi yang berlebihan.

Apa saja contoh fenomena otak popcorn?

·         Scrolling media sosial terus-menerus dalam satu waktu;

·         Melakukan banyak tugas sekaligus dalam satu waktu yang memicu kelelahan pada otak;

·         Menonton serial atau film secara maraton tanpa jeda;

·         Adanya notifikasi tanpa henti pada smartphone secara terus menerus; dan

·         Mengerjakan pekerjaan atau tugas terlalu berlebihan dalam satu waktu.

Bagaimana gejala dan dampak fenomena otak popcorn?

·         Berkurangnya rentang perhatian;

·         Berkurangnya kemampuan kognitif;

·         Meningkatnya stres dan kecemasan;

·         Sering lupa;

·         Kurangnya kedalaman pemikiran:

·         Gangguan pola tidur;

·         Penurunan kemampuan fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi;

·         Sulitnya menikmati kegiatan tanpa stimulasi digital; dan

·         Gangguan mental yang mengakibatkan depresi hingga menurunkan kualitas kesehatan.

Bagaimana mengobati otak popcorn?

·         Mengurangi waktu menatap layar;

·         Membatasi paparan perangkat digital;

·         Menetapkan batasan dalam penggunaan teknologi;

·         Menetapkan waktu dan zona bebas layar;

·         Melatih kesadaran dan meditasi;

·         Melakukan aktivitas fisik secara teratur;

·         Memprioritaskan kualitas tidur;

·         Mencari terapi atau konseling profesional jika diperlukan;

·         Membina hubungan sosial di dunia nyata;

·         Melakukan hobi dan aktivitas menyenangkan;

·         Berolahraga secara rutin;

·         Perbaiki pola pikir dengan menyelesaikan satu-persatu tugas dengan baik;

·         Berani menolak pekerjaan yang tidak mungkin dilakukan dalam satu waktu sekaligus; dan

·         Buatlah skala prioritas dan konsisten untuk melakukannya.

Apabila Anak Anda mengalami Brain Popcorn, disarankan untuk segera mengunjungi RS Radjiman Wediodiningrat  untuk mendapatkan penanganan yang tepat. RS Radjiman Wediodiningrat menyediakan beragam layanan mulai dari konsultasi dengan dokter umum dan dokter Spesialis hingga Medical Check Up (MCU). Anda dapat memeriksa jadwal dokter di RS Radjiman Wediodiningrat dan membuat janji lebih mudah dan cepat melalui daftar online yang dapat diakses pada link https://daftar.rsjrw.id/index.php/daftar/daftar_rajal. Mari percayakan kesehatan Anda dan keluarga Anda di RS Radjiman Wediodiningrat.

 

* Disadur dari berbagai sumber