HARI HEPATITIS SEDUNIA ( CEGAH HEPATITIS DENGAN PELITA HATI )
- Selasa, 25 Juli 2023
- Post by PKRS
- 275 kali
- SHARE

HARI HEPATITIS SEDUNIA
CEGAH HEPATITIS DENGAN PELITA HATI
( Alek Gugi Gustaman, SKM)
Setiap tanggal 28 Juli diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia yang menjadi moment untuk meningkatkan perhatian, kepedulian, dan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit Hepatitis. Peringatan Hari Hepatitis Sedunia pada tahun 2023 mengangkat tema “One Life, One Liver" yang artinya "Satu Kehidupan, Satu Hati”.
Hepatitis adalah kondisi inflamasi pada hepar yang dapat terjadi akibat berbagai penyebab seperti konsumsi alkohol berlebihan, autoimun, ataupun obat-obatan. Penyebab hepatitis yang paling sering adalah karena infeksi virus yang disebut sebagai hepatitis viral. Jenis hepatitis viral yang paling umum adalah Hepatitis A, Hepatitis B, dan Hepatitis C. Jenis hepatitis virus lainnya yang lebih jarang ditemui adalah hepatitis D dan E.
Hepatitis merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama dimana dapat menginfeksi jutaan orang setiap tahunnya. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2019 diperkirakan 354 juta orang didunia hidup dengan virus hepatitis B (HBV) dan C (HCV) dimana pada tahun 2019 diperkirakan 1,5 juta masyarakat dunia baru terinfeksi virus HBV dan HCV. Baik virus hepatitis B maupun C dapat menyebabkan infeksi seumur hidup. WHO memperkirakan 1,1 juta kematian terjadi pada tahun 2019 akibat infeksi hepatitis dikarenakan kondisi kronis yang disebabkan oleh virus hepatitis. Pada hepatitis A tidak menyebabkan infeksi kronis namun dapat menyebabkan keruasakan liver yang parah yang dapat berujung ke kematian. Berdasarkan centers for Disease Control and Prevention (CDC) tahun 2020 diperkirakan terdapat 19.900 orang didunia terinfeksi hepatitis A dimana terdapat 9.952 kasus baru telah dilaporkan selama tahun 2020. Data nasional di Indonesia berdasarkan Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi kasus hepatitis B di Indonesia sebesar 7,1% (sekitar 18 juta) dan hepatitis C berkisar 1,01% (sekitar 2,5 juta).
Hepatitis dapat terjadi pada setiap orang dimana penyebarannya dapat melalui percutaneous seperti melalui darah ataupun kontak seksual yang menyebabkan virus masuk menuju liver dan bereplikasi yang menyebabkan kerusakan sel hepar sehingga menimbulkan tanda dan gejala yang khas pada pasien hepatitis. Apabila terjadi secara kronis akan menyebabkan manifestasi yang semakin berat seperti hepatocellular carcinoma atau sirosis hepar yang dapat berakibat fatal pada pasien. Untuk itu diperlukan strategi pencegahan dan control untuk hepatitis seperti meningkatkan kewaspadaan melalui edukasi ke publik.
Hepatitis merupakan penyakit yang ditandai dengan peradangan pada organ hati. Hepatitis dapat disebabkan karena infeksi virus maupun bukan. Pembagian jenis Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus, yaitu: 1) Hepatitis A, disebabkan oleh Virus Hepatitis A (HAV). Hepatitis A biasanya ditularkan melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi feses dari pengidap Hepatitis A. 2) Hepatitis B, disebabkan oleh Virus Hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi Virus Hepatitis B, seperti darah, cairan Miss V, dan air mani. 3) Hepatitis C, disebabkan oleh Virus Hepatitis C (HCV). Hepatitis C dapat ditularkan melalui cairan tubuh, terutama melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan seksual tanpa kondom. 4) Hepatitis D, disebabkan oleh Virus Hepatitis D (HDV). Virus Hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya Hepatitis B. Hepatitis D dapat ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya. 5) Hepatitis E, disebabkan oleh Virus Hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah terjadi pada lingkungan yang tidak memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi Virus Hepatitis E pada sumber air. Umumnya, ibu yang mengidap Hepatitis B dan C dapat menularkan kepada bayinya melalui jalan lahir. Hepatitis A dan E dapat dicegah dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman, sementara Hepatitis B, C, dan D dapat dilakukan dengan tidak menggunakan jarum suntik, alat cukur, dan sikat gigi secara bergantian.
Selain disebabkan oleh virus, Hepatitis juga dapat terjadi akibat kerusakan pada hati oleh senyawa kimia, terutama alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan akan merusak sel-sel hati secara permanen dan berkembang menjadi gagal hati atau sirosis. Penggunaan obat-obatan melebihi dosis atau paparan racun juga dapat menyebabkan Hepatitis. Pada kasus yang jarang terjadi, Hepatitis dapat disebabkan oleh penyakit autoimun, yakni kondisi di mana sistem imun tubuh menyerang dan merusak sel dan jaringan tubuh sendiri.
Gejala umum dari penyakit Hepatitis adalah demam, mual, nyeri perut, nafsu makan berkurang, cepat lelah, air kencing berwarna seperti teh, serta warna kekuningan pada mata dan kulit. Untuk menentukan diagnosa dan penyebab penyakit secara pasti, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, wawancara riwayat kesehatan, serta gaya hidup termasuk pola makan dan perilaku kebersihan pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa prosedur pemeriksaan penunjang lainnya, termasuk pemeriksaan darah, untuk penegakan diagnosa penyakit.
Hepatitis A virus (HAV) merupakan salah satu penyebab hepatitis akut tersering. HAV ditransmisikan melalui rute fekal-oral yang didapat di makanan yang terkontaminasi atau kontak fisik dengan individu infeksius. HAV tidak seperti hepatitis B dan C yang dapat menyebabkan penyakit liver kronis.
Penularan hepatitis A terjadi dari individu satu ke individu lainnya atau kontak langsung dengan penderita. Kejadian hepatitis A akibat tranfusi darah jarang ditemukan. Hal-hal yang dapat menjadi faktor risiko hepatitis A yakni bepergian ke daerah endemis, homoseksual, sosial ekonomi rendah, dan sanitasi yang buruk.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan berupa: 1. Tes fungsi hati pada pemeriksaan ini dapat ditemukan hasil peningkatan SGOT, SGPT, bilirubin, alkalin fosfatase, dan lamda-glutamil transpeptidase. 2. Tes serologis pada pemeriksaan ini mendetiksi adanya imunoglobulin spesifik terhadap HAV pada darah. IgM dapat ditemukan pada keadaan akut dan IgG dapat ditemukan segera setelah terinfeksi dan sepanjang hidup setelah sakit. 3. Darah lengkap pada pemeriksaan darah dapat menunjukkan limfositosis dan PTT yang normal. Jika PTT meningkat, dapat dicurigai mengarah ke kerusakan liver kronis.
Hepatitis B adalah kondisi inflamasi pada hepar yang dapat terjadi akibat berbagai penyebab seperti konsumsi alkohol berlebihan, autoimun, ataupun obat-obatan.
Tindakan pencegahan merupakan komponen utama dari manajemen hepatitis B. Vaksin hepatitis B dapat diberikan pada individu berisiko tinggi sebelum terkena paparan. Hepatitis B juga dapat dicegah dengan pemberian serum imunoglobulin sebelum 24 jam setelah terkena paparan. Neonatus yang lahir dari ibu dengan hepatitis B dapat diberikan vaksin dan imunoglobulin paska lahir dan dilakukan tes serologi hepatitis B setelah usia 12 bulan.
• Vaksin HB-0: usia <24jam)
• Vaksin DPT-HB-Hib (Pentabio) 1: usia 2 bulan
• Vaksin DPT-HB-Hib 2: usia 3 bulan
• Vaksin DPT-HB-Hib 3: usia 4 bulan
• Vaksin DPT-HB-Hib Booster: usia 15-18 bulan
Pemerintah melakukan upaya pencegahan dan pengendalian dengan menggalakan “PELITA HATI” yaitu :
a. Perilaku Hidup Bersih Sehat
Terapkan perilaku hidup besih dan sehat untuk mencegah dan mengendalikan hepatitis.
b. Imunisasi
Berikan imunisasi secara lengkap dan tepat waktu untuk memberikan perlindungan dari hepatitis
c. Temukan
Temukan segera dengan deteksi dini Hepatitis B dan atau C pada ibu hamil dan kelompok berisiko terinfeksi hepatitis lainnya
d. Tangani
Tangani segera dengan melakukan tatalaksana atau pengobatan secara tepat sesuai anjuran dokter hingga sembuh/ virus terkontrol dan tidak menularkan ke orang lain.
e. Hilangkan Hepatitis
Lakukan upaya pencegahan dan pengendalian secara dini dan tepat sehingga hepatitis dapat dieliminasi
Mari bersama tingkatkan kesadaran akan bahaya penyakit Hepatitis dan pecegahannya dengan gaya hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mehta P, Reddivari AKR. Hepatitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; September 30, 2022.
2. World Health Organization. Global progress report on HIV, viral hepatitis and sexually transmitted infections, 2021. Available at: https://www.who.int/publications/i/item/9789240027077
3. Kementerian Kesehatan RI. Pokok-Pokok Hasil Riskesdas Indonesia Tahun 2013. Buku 1. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013.
4. Jefferies M, Rauff B, Rashid H, Lam T, Rafiq S. Update on global epidemiology of viral hepatitis and preventive strategies. World J Clin Cases. 2018 Nov 6;6(13):589-599.
5 Alhawaris. (2019). Hepatitis C: Epidemiologi, Etiologi, dan Patogenitas. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 2(2), 139–150. https://doi.org/10.25026/jsk.v2i2.132
6. World Health Organization (WHO), 2019. Hepatitis C. Retrieved from https://www.who.int/news=room/fact-sheets/detail/hepatitis-c
7. Raharja, K. Y. (2021). PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GAUSSIAN NAIVE BAYES DAN K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) UNTUK MENGKLASIFIKASI PENYAKIT HEPATITIS C VIRUS (HCV) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Jember).
8. https://rsutjokronegoro.purworejokab.go.id/hari-hepatitis-sedunia