M. Yusuf

Perkembangan teknologi membawa dampak positif dan negatif, dampak positif sangat kita rasakan manfaatnya mulai kemudahan akses informasi melalui internet, belanja online, ojek online, SIM online dan antrian online. Dampak positif kemudahan akses internet ini kadang dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk tujuan negatif, Salah satunya adalah kemudahan akses dan pembuatan situs atau alamat website judi online. Dahulu seseorang yang mempunyai niat berjudi masih terhalang waktu (sudah larut malam), tempat (lokasi jauh) dan cuaca hujan. Kadang sudah di lokasi judi tetapi takut ada grebekan polisi sehingga tidak jadi berjudi. Dengan kemudahan dari teknologi informasi HP dan internet, seseorang bisa sambil tidur-tiduran di rumah tanpa harus keluar jauh, terhalang hujan, tanpa harus bertemu dengan bandar dan peserta judi lainnya. Sekarang Judi bisa dilakukan melalui benda kecil dalam genggaman yang dinamakan HP. Judi online dengan ketersediaan banyak, tidak mengenal jarak dan batas negara, tidak perlu takut dikejar kejar polisi ketika penggrebekan. Menurut studi dalam Journal of Gambling Studies yang dilakukan oleh Mark D. Griffiths (2012), judi online berpotensi menyebabkan kecanduan yang lebih tinggi dibandingkan perjudian konvensional.

Dampak Judi terhadap fisik, mental dan sosial

Ada bermacam-macam jenis judi online mulai dari Slot, Togel, Link, Website, Poker, Remi, Judi Bola sampai Higgs Domino. Ciri khas perjudian online adalah selalu haus akan kemenangan, tidak akan berhenti sebelum menang dan jika sudah menang ingin menang lagi dan menang lagi. Keinginan untuk meraih hadiah utama (jackpot) atau jumlah taruhan komulatif menyebabkan keinginan (kecanduan) untuk terus berjudi (gambling disorder). Dopamin, neurotransmitter yang dilepaskan dalam otak selama aktivitas berlangsung, memberikan kepuasan dan keinginan untuk mencapai harapan yang diinginkan. Bagi pecandu judi online, pelepasan dopamine saat mendapatkan hadiah besar meningkatkan tingkat keinginan untuk terus berjudi. Namun, harapan yang tidak terpenuhi saat mengalami kekalahan dan kerugian berulang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, mempengaruhi konsentrasi, dan dapat mengakibatkan depresi, kelumpuhan, penurunan imun tubuh, kecenderungan sakit, dan bahkan bunuh diri (Resky Supratama, 2022).

Judi online dapat membuat seseorang awalnya berperilaku baik dapat berubah 180 derajat, yang semula aktif dalam kegiatan masyarakat menjadi  malas untuk bermasyarakat, yang biasanya suka bekerja keras menjadi suka berpangku tangan dan bermalas-malasan dengan HP. Judi sangat merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, secara tidak langsung judi online berdampak pada fisik seseorang. Semula seseorang dengan kondisi fisik prima dapat menjadi letih, lesu dan loyo karena kurangnya aktifitas fisik, gelisah karena kalah judi atau kebanyakan memikirkan bagaimana cara menang, bagaimana menutup utang, bagaimana memperoleh uang dan bagaimana caranya menang judi. Walaupun pada kenyataannya kemenangan itu hanya keinginan yang sulit terwujud sehingga menimbulkan stress dan halusinasi.

Pecandu judi online mengalami kesulitan dalam menghentikan kebiasaan perjudian mereka. Mereka merasakan kecemasan yang berlangsung terus-menerus, serta kehilangan harapan untuk membangun diri dan mencapai hal-hal positif. Kehilangan harapan ini berhubungan dengan kerusakan pada otak, yang menyebabkan dampak stres dan depresi, serta gejala-gejala seperti tekanan emosional tanpa sebab, kehilangan semangat, dan kurang semangat untuk menjalani kehidupan akibat dari dampak stres yang berkepanjangan. Dampak perjudian juga memiliki konsekuensi pada kesehatan mental, termasuk timbulnya stres berkepanjangan, penurunan rasa percaya diri, depresi, dan gangguan kesehatan mental lainnya. Hal ini dapat tercermin dalam perilaku seperti kecenderungan berbohong, mencuri, dan menjual barang berharga untuk memenuhi kebutuhan berjudi (Resky Supratama, 2022).

Jangan sampai terjebak dan terjerumus dalam judi, mengutip sedikit lirik lagu judi bang H. Rhoma Irama: Judi menjanjikan kemenangan, judi menjanjikan kekayanan, itu semua bohong, kaluapun menang itu awal dari kekalahan dan kemiskinan, orang jadi malas dan perdukunan ramai menyesatkan. Tidak ada ceritanya orang kaya karena judi dalam jangka Panjang, yang ada mereka menjadi miskin karena judi. Jika sudah kecanduan kategori berat akan sulit dihentikan dan menyebabkan gangguan psikologis seperti kecemasan, depresi dan stres yang tinggi.

Dampak Judi online di bidang ekonomi

Berdasarkan Data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), tercatat pemain judi online di Indonesia sebanyak 4.000.000 orang. Pemain judi online, tidak hanya berasal usia dewasa tetapi juga anak-anak. Tidak main-main, berdasarkan data demografi, pemain judi online usia di bawah 10 tahun mencapai 2% dari pemain, dengan total 80.000 orang. Sebaran pemain antara usia antara 10 tahun s.d. 20 tahun sebanyak 11% atau kurang lebih 440.000 orang, kemudian usia 21 sampai dengan 30 tahun 13% atau 520.000 orang. Usia 30 sampai dengan 50 tahun sebesar 40% atau 1.640.000 orang dan usia di atas 50 tahun sebanyak 34% dengan jumlah 1.350.000 orang.

PPATK mencatat ada 168 juta transaksi judi online dengan total akumulasi perputaran dana mencapai Rp 327 triliun sepanjang tahun 2023. Secara total, akumulasi perputaran dana transaksi judi online mencapai Rp 517 triliun sejak tahun 2017. Angka ini setara dengan 20% dari APBN. Nilainya fantastis, bisa untuk anggaran Pendidikan atau pembangunan infrastruktur.

Kecanduan judi online sangat susah dihentikan, jika anda membutuhkan bantuan konsultasi atau pendampingan professional bisa memanfaatkan Layanan Klinik Psikologi RS Radjiman Wedieodiningrat Gedung B.

 

Sumber Gambar: www.freepik.com

Sumber Referensi:

Resky Supratama, M. E. (2022). Fenomena Judi Online Higgs Domino Dikalangan Mahasiswa Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Tanjungpinang . Jurnal ilmu sosial dan humaniora, 297-311.

Journal of Gambling Studies, 26, 175-187. Kuss, D. J., & Griffiths, M. D. (2012a).

https://www.ppatk.go.id/news/read/1373/gawat-jumlah-fantastis-usia-anak-main-judi-online.html

https://www.rri.co.id/nasional/711564/psikolog-pecandu-judi-online-idap-hormon-dopamin-berlebihan