Kejang pada bayi, Jangan Diberi Kopi!
- Selasa, 24 Desember 2024
- Post by PKRS
- 334 kali
- SHARE
Noerul Ikmar, S.KM
Otak manusia terdiri dari milyaran sel saraf yang saling berkomunikasi satu sama lain melalui kejutan listrik kecil. Dalam kondisi tertentu, sekelompok sel mengirimkan kejutan listrik secara bersamaan dan menyebabkan gelombang listrik tidak normal di otak. Kondisi ini membuat otak kewalahan dan menyebabkan kejang. Kejang diketahui pada umumnya ditandai kelojotan di mana seluruh atau sebagian badan bergerak (baik tangan atau kaki), biasanya disertai bola mata mendelik ke atas. Yang perlu dipahami adalah kondisi kejang tidak bisa dihentikan dan nanti akan berhenti dengan sendirinya. Setelah itu, perlu konsultasi dengan dokter untuk evaluasi apakah diperlukan pemeriksaan dan penatalaksanaan lebih lanjut dari dokter.
Semua orang, tak terbatas usia dapat mengalami kejang. Penyebab kejang dapat berupa demam, kurang oksigen, trauma kepala, serta penyakit lainnya. Kejang demam atau biasa dikenal sebagai step, sering terjadi pada anak khususnya bayi. Kejang demam salah satu yang ditakutkan oleh orang tua. Kondisi kejang ini muncul ketika demam sudah terbilang tinggi.
Sebenarnya kejang demam tidak berbahaya dan akan hilang sendiri seiring pertambahan usia anak. Ketakutan orang tua membuat mereka melakukan berbagai cara untuk mencegah kejang. Salah satu yang lazim dikenal di masyarakat adalah dengan memberikan kopi pada bayi. Kopi dengan berbagai kandungannya sebaiknya tidak diberikan pada anak apalagi pada bayi karena kandungan kafeinnya.
Kafein dapat bermanfaat pada orang dewasa, karena dapat meningkatkan kewaspadaan. Kafein pada orang dewasa juga dapat mengurangi kelelahan. Namun, tidak halnya yang terjadi pada bayi. Kafein pada bayi dapat mengakibatkan gangguan tidur, masalah pencernaan bahkan membuat bayi jadi lebih sulit ditenangkan.
Efek kafein pada bayi dapat mempercepat detak jantung dan mempengaruhi sistem saraf bayi. Hal ini tentu saja mempengaruhi aktivitas tidur bayi. Aktivitas tidur yang terganggu akan merusak pola tidur bayi. Oleh karena itu pemberian kafein pada bayi dapat menyebabkan bayi lebih rewel, gelisah atau mudah marah dan tidak nyaman. Kafein juga dapat mengganggu pencernaan karena penumpukan gas di perut sehingga memicu kembung atau diare pada bayi.
Menangani atau mencegah kejang pada bayi dengan pemberian kopi hanyalah mitos. Hal tersebut tidak terbukti secara ilmiah. Sebaliknya, hal tersebut bisa jadi berbahaya. Jika bayi mengalami kejang, sebaiknya segera melakukan pertolongan pertama yang benar. Setelah melakukan pertolongan pertama, orang tua dapat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis anak untuk evaluasi kejadian kejang pada bayi.
Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan saat bayi kejang:
-
Membaringkan bayi dengan posisi miring. Kondisi ini bertujuan untuk mencegah muntahan masuk ke saluran napas apabila terjadi muntah;
-
Menghindari menahan gerakan kejang seperti memegang dengan paksa atau keras. Orang tua juga dilarang untuk memasukkan benda ke mulut bayi misalkan sendok atau benda lainnya;
-
Mencatat durasi kejang. Hal ini untuk mengetahui berapa lama proses terjadi kejang. Apabila kejang berlangsung lebih dari 5 menit, maka bayi harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut;
-
Memberikan obat penurun demam sesuai dengan anjuran dokter.
Sumber Foto:
https://www.freepik.com/free-vector/baby-crying-night_6438392.htm
Referensi:
Sala, S. H., Lestari, N. E., & Rokhmiati, E. (2022). Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Ibu Dengan Penatalaksanaan Kejang Demam Anak Usia Prasekolah. Open Access Jakarta Journal of Health Sciences, 1(5), 180-188.