Mengenal Sindrom Tourette
- Rabu, 28 Agustus 2024
- Post by PKRS
- 1.640 kali
- SHARE

Alek Gugi Gustaman, SKM
Apa itu Sindrom Tourette?
Tourette syndrome atau sindrom Tourette adalah suatu kelainan atau gangguan saraf yang merupakan bawaan sejak lahir. Kondisi ini ditandai dengan ketidakmampuan penderita dalam mengendalikan gerak-gerik tubuh serta ucapan yang terlontar dari mulut (tics).
Pada beberapa kasus, penderita sindrom Tourette dapat mengeluarkan suara abnormal secara tiba-tiba, mengulang perkataan, hingga mengumpat tanpa alasan. Sementara itu, gerakan yang tak terkendali juga bisa muncul dari bagian tubuh mana saja, baik tangan, kaki, atau wajah.
Serangan tics pada sindrom Tourette adalah kondisi yang muncul secara tiba-tiba, tanpa disengaja dan tak selalu menunjukkan tanda-tanda sebelumnya. Serangan ini bisa terjadi secara serius, bahkan bisa memengaruhi hidup penderita maupun orang di sekitarnya.
Sindrom Tourette adalah jenis sindrom yang bisa terjadi pada semua kalangan. Namun, pria memiliki kemungkinan risiko tiga kali lebih tinggi daripada wanita. Tanda-tanda sindrom Tourette biasanya terlihat sebelum penderitanya berusia 18 tahun.
Data dari CDC menyebutkan bahwa pada umumnya orang tua pertama kali menyadari gejala tics saat anak menginjak usia 6 tahun. Gejala tics mencapai puncak keparahannya pada usia 9 tahun.
Penyebab Sindrom Tourette
Penyebab pasti sindrom Tourette belum diketahui, tetapi dugaan kuat mengarah pada kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Diduga pula ketidakseimbangan neurotransmitter seperti dopamin dan serotonin berperan dalam terjadinya sindrom Tourette. Terdapat dugaan juga bahwa sindrom ini berkaitan dengan beberapa kondisi, seperti:
· Gangguan kehamilan, misalnya ibu yang mengalami stres selama kehamilan, proses kelahiran yang memakan waktu lebih lama (persalinan memanjang), atau kondisi BBLR (berat badan lahir rendah).
· Adanya kelainan pada gen.
· Kelainan pada zat kimia otak dan fungsi basal ganglia (bagian otak yang mengendalikan gerak tubuh).
Sementara itu, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom Tourette adalah sebagai berikut:
o Riwayat Keluarga. Memiliki riwayat keluarga sindrom Tourette atau gangguan tic lainnya dapat meningkatkan risiko mengembangkan sindrom Tourette.
o Jenis Kelamin. Laki-laki sekitar tiga sampai empat kali lebih mungkin dibandingkan perempuan untuk mengembangkan sindrom Tourette.
Gejala Sindrom Tourette
Gejala utama sindrom Tourette adalah tics, yaitu gerakan atau vokalisasi yang mendadak dan berulang-ulang. Gejala bervariasi dari ringan hingga berat dan memengaruhi kualitas hidup pengidap.
Tics diklasifikasikan menjadi tics sederhana dan tics kompleks. Tics yang sederhana melibatkan sedikit kelompok otot, sedangkan tics kompleks melibatkan banyak kelompok otot. Tics motorik biasanya muncul lebih dulu dari tics vocal.
Pada tics sederhana, gejala motorik yang sering ditemukan adalah kedipan mata, sentakan kepala, mengangkat bahu, pandangan mata yang beralih, kedutan hidung, gerakan mulut yang aneh. Sementara gejala vocal yang umum adalah mengerang, batuk, berdeham, dan menggonggong.
Pada tics kompleks, gejala motorik yang sering ditemukan adalah menyentuh dan mengendus barang, gerakan yang berulang, melangkah dengan pola tertentu, gerakan senonoh, membungkuk atau memutar badan, dan melompat-lompat.
Sementara itu, mengulang kata-kata orang lain, menggunakan kata-kata kasar, dan mengumpat menjadi gejala vocal yang mudah untuk diperhatikan dari pengidap.
Jika kamu mengalami gejalanya, Ini Ahli Medis yang Bisa Bantu Pengobatan Sindrom Tourette.
Diagnosis Sindrom Tourette
Diagnosis sindrom Tourette dilakukan melalui verifikasi pengidap telah memiliki motorik dan tics vocal setidaknya selama 1 tahun oleh dokter. Adanya kondisi neurologis atau psikiatrik lainnya dapat membantu dokter sampai pada diagnosis.
Tidak ada tes darah, laboratorium, atau pencitraan yang diperlukan untuk diagnosis. Dalam kasus yang jarang terjadi, studi neuroimaging seperti MRI atau CT scan, EEG, atau tes darah tertentu digunakan untuk mengesampingkan kondisi lain yang mungkin memiliki gejala yang mirip dengan sindrom Tourette.
Beberapa kriteria diagnosis sindrom Tourette adalah:
· Tics motorik dan vocal.
· Tics terjadi beberapa kali dalam sehari, selama lebih dari 1 tahun.
· Tics terjadi sebelum usia 18.
· Tidak disebabkan oleh medikasi atau substansi lain.
Pengobatan Sindrom Tourette
Tidak ada penanganan definitif untuk sindrom Tourette, tetapi pengobatan ditujukan meringankan gejala. Umumnya, Obat-obatan psikotik akan diberikan kepada pengidap. Hal ini bertujuan untuk menurunkan kadar dopamin dalam otak, sehingga pengidap bisa mengontrol tics.
Botox dapat diberikan untuk meredakan gejala yang melibatkan otot. Stimulan seperti methylphenidate berguna untuk mengatasi gejala ADHD pada pengidap sindrom Tourette.
Terkadang, dokter meresepkan obat-obatan penurun tekanan darah yang membantu mengatasi gejala seperti serangan impulsif. Selain itu, antidepresan dapat diberikan untuk mengatasi kecemasan dan gangguan mood.
Studi terbaru menunjukkan keuntungan pemberian obat-obatan antikejang seperti topiramat pada pasien sindrom Tourette. Sedangkan untuk sindrom Tourette terkait dengan kondisi psikologis, penanganan terapi kognitif dan kebiasaan dapat dilakukan untuk meredakan gejala dan membantu pengidap menangani dampak psikologis.
Komplikasi Sindrom Tourette
Orang dengan sindrom Tourette sering menjalani kehidupan yang sehat dan aktif. Namun, sindrom ini sering menyebabkan kesulitan dalam perilaku dan hubungan sosial yang dapat merusak citra diri.
Kondisi yang sering dikaitkan dengan sindrom Tourette meliputi:
1. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
2. Gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
3. Gangguan spektrum autisme.
4. Mempelajari ketidakmampuan.
5. Gangguan tidur.
6. Depresi.
7. Gangguan kecemasan.
8. Nyeri yang berhubungan dengan tics, terutama sakit kepala.
9. Masalah manajemen kemarahan.
Pencegahan Sindrom Tourette
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, belum diketahui apa yang menyebabkan sindrom Tourette. Oleh sebab itu, belum ada cara untuk mencegah penyakit ini. Meski begitu, diagnosis dan pengobatan yang dilakukan sejak dini dapat mengurangi risiko sindrom Tourette bertambah parah.
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila terdapat gejala yang mengarah pada kondisi sindrom Tourette pada anak, disarankan untuk segera mengunjungi RS Radjiman Wediodiningrat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. RS Radjiman Wediodiningrat menyediakan beragam layanan mulai dari konsultasi dengan dokter umum dan dokter Spesialis hingga Medical Check Up (MCU). Anda dapat memeriksa jadwal dokter di RS Radjiman Wediodiningrat dan membuat janji lebih mudah dan cepat melalui daftar online yang dapat diakses pada link https://daftar.rsjrw.id/index.php/daftar/daftar_rajal. Mari percayakan kesehatan Anda dan keluarga Anda di RS Radjiman Wediodiningrat.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2022. Tourette’s Syndrome.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Tourette Syndrome.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Tourette Syndrome.
Kids Health. Diakses pada 2022. Tourette Syndrome.
https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/apa-itu-sindrome-tourette