Tetap Aktif, Tips Bugar Selama Puasa
- Kamis, 27 Februari 2025
- Post by PKRS
- 296 kali
- SHARE

Noerul Ikmar, S.KM
Sebentar lagi akan memasuki bulan puasa. Sebagai agama mayoritas, tentu umat muslim akan mengerjakan kewajiban untuk berpuasa. Selama bulan puasa, aktivitas sehari-hari biasanya mengalami beberapa perubahan karena adanya kewajiban untuk berpuasa, yaitu menahan makan dan minum selama waktu yang ditetapkan aturan agama. Selain perubahan jam makan, aktivitas selama puasa juga banyak mengalami perubahan misalnya waktu tidur, intensitas olahraga atau aktivitas lainnya.
Puasa bukan alasan untuk bermalas-malasan
Meskipun terdapat perubahan aktivitas selama puasa, sebaiknya tidak mengukur puasa sebagai pemindahan jam makan saja. Maksudnya, jangan memindahkan jam makan dari pagi sampai siang menjadi malam hari. Apalagi aktivitas fisik dan olahraga, jangan sampai di-stop total selama puasa.
Apabila selama puasa kita lebih banyak memilih untuk tidur, tubuh akan semakin lemas karena energi cadangan tidak terpakai. Hal tersebut dikarenakan tubuh kita memiliki energi yang kita simpan selama puasa. Kalau kita beraktivitas atau berolahraga selama puasa, maka kita menggunakan energi cadangan tersebut. Penggunaan energi selama puasa berbeda dengan energi yang dibakar selama aktivitas ketika tidak berpuasa. Misalnya, setelah makan energi yang dibakar tubuh dari makanan tersebut bukan cadangan yang dimiliki tubuh.
Waktu yang optimal untuk olahraga selama puasa
Lalu, kapan waktu terbaik untuk beraktivitas fisik atau olahraga selama puasa? Menurut penelitian, ada tiga waktu yang optimal untuk olahraga yaitu pukul 6 pagi, pukul 5-6 sore dan pukul 10 malam. Bila disambungkan dengan jadwal puasa, maka dapat disimpulkan waktu yang optimal untuk berolahraga adalah pagi setelah Shalat Subuh, sebelum waktu berbuka puasa dan setelah Shalat Tarawih. Namun, jika melihat waktu yang paling memungkinkan olahraga dapat dilakukan sambil ngabuburit atau menunggu jam buka puasa.
Ngabuburit yang identik dengan menunggu jam buka puasa sambil malas-malasan atau keliling mencari jajanan sebaiknya diganti dengan olahraga atau aktivitas fisik yang bermanfaat untuk tubuh. Jenis olahraga yang dapat dilakukan sambil ngabuburit misalnya jalan cepat, bersepeda atau senam dengan intensitas ringan. Bagaimana cara mengetahui aktivitas yang kita lakukan tidak terlalu berat? Hal tersebut dapat diketahui dari denyut nadi kita. Caranya adalah dengan 220 dikurangi usia, dan diambil 40-60 % untuk nilai maksimal denyut nadi per menit. Misalkan dengan usia 50 tahun, intensitas aktivitas fisik optimal ada pada maksimal 100 denyut nadi per menit.
Yang harus diperhatikan ketika olahraga selama puasa
Meskipun olahraga sangat disarankan ketika puasa, tetap harus memperhatikan beberapa hal agar olahraga yang dilakukan tetap aman. Yang pertama, memastikan tubuh terhidrasi dengan baik semalam sebelum puasa. Setidaknya, kita cukup terhidrasi minimal 2 liter air sebelum puasa. Pembagian minumnya dapat dilakukan saat berbuka puasa, setelah makan dan sholat Tarawih, sebelum tidur dan saat sahur. Bila tubuh terhidrasi dengan baik, kapasitas tubuh untuk melakukan olahraga juga akan optimal.
Yang kedua, memperhatikan asupan makanan. Makanan yang dimakan saat buka dan sahur harus tetap memperhatikan gizi seimbang. Paling penting untuk diingat, ketika buka puasa bukan ajang untuk balas dendam setelah berpuasa seharian. Kalori dan kualitas makanan harus tetap diutamakan supaya badan tetap bugar dan sehat.
Yang terakhir, tetap melakukan pekerjaan rutin sebagaimana di luar bulan puasa. Apabila pekerjaan rutin tidak mengalami perubahan drastis, tubuh akan lebih mudah beradaptasi ketika berolahraga. Meskipun berpuasa mempengaruhi pola makan dan tidur, menjalankan pekerjaan selama puasa memang bisa menjadi tantangan. Terutama karena energi tubuh berkurang akibat tidak makan atau minum sepanjang hari, namun dengan perencanaan yang tepat, pekerjaan bisa tetap berjalan lancar begitu juga dengan olahraga atau aktivitas fisik.
Olahraga selama puasa memang penting untuk menjaga kebugaran tubuh, tetapi kondisi merupakan prioritas utama. Kita tetap harus mengukur kondisi kesehatan dan kemampuan diri. Jangan pernah memaksakan diri untuk berolahraga apabila kondisi badan sedang tidak baik. Olahraga yang dipaksakan akan menjadi bahaya bagi tubuh. Jika tubuh merasa lelah atau tidak dalam kondisi optimal, memaksakan diri untuk berolahraga bukan pilihan yang tepat. Olahraga yang dipaksakan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan seperti dehidrasi, kelelahan yang berlebihan, atau bahkan cedera.
Sumber Foto:
https://www.freepik.com/free-vector/flat-iftar-illustration-with-people_12780372.htm
Referensi:
Nurhasan, N., Al Ardha, M. A., Dewi, H. S. C. P., Nugraha, A. C., & Fadilah, E. N. (2024). Sosialisasi Tetap Bugar saat Berpuasa dengan Olahraga Petanque. ABISATYA: Journal of Community Engagement, 2(2), 121-129.