Jangan Remehkan Angin Duduk
- Kamis, 05 Juni 2025
- Post by PKRS
- 195 kali
- SHARE

M. Yusuf
Sebagian masyarakat kita beranggapan bahwa angin duduk sama dengan masuk angin, persepsi ini yang menyebabkan sering terjadinya keterlambatan penanganan untuk pasien penyakit jantung (angin duduk untuk istilah awam). Tingginya angka kematian akibat serangan jantung disebabkan keterlambatan mendapat penanganan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kepercayaan (Gayatri et al, 2016; Mohtar M.S et al, 2021). Ada yang lebih parah dengan menyangkutkan dengan santet dan ilmu hitam. Antara angin duduk dan masuk angin adalah dua hal yang beda, hanya sama-sama ada kata angin sehingga ambigu. Angin duduk adalah kondisi nyeri dada akibat aliran darah ke otot jantung terganggu, kondisi ini sering diremehkan karena ringan dan mirip dengan orang deg-degan, padahal hal ini perlu segera diperiksakan.
Umumnya serangan penyakit jantung sering disepelekan oleh pasien atau keluarga. Mereka menganggap bahwa serangan yang terjadi hanyalah masuk angin biasa. Persepsi tersebut terbentuk karena biasanya serangan jantung tidak disertai tanda dan gejala serius, bahkan penderita biasanya terlihat sehat. Tindakan yang biasa dilakukan hanya menggosokkan balsam atau membeli obat di warung (Harsanti, 2015). Gejala nyeri dada atau angin duduk sering muncul ketika penderita beraktifitas karena jantung memompa lebih cepat.
Penyebab
Penyempitan pembuluh darah jantung (coroner) karena pembentukan plak atau tumpukan lemak. Pembuluh darah ini menyalurkan darah ke otot jantung untuk memompa darah.
Gejala
Gejala utama angin duduk adalah nyeri dada seperti di tusuk atau ditindih benda berat, nyeri bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti leher, lengan, bahu, punggung, rahang, dan gigi. Gejala lain yang bisa menyertai: sesak nafas, keringat dingin, lemas, pusing dan mual. Gejala ini bisa mereda atau hilang jika beristirahat atau meminum obat, tetapi ada gejala tidak hilang meskipun sudah minum obat dan istirahat.
Faktor risiko
a. Faktor risiko yang tidak bisa dirubah
- Umur (meningkat sesuai bertambahnya umur)
- Jenis kelamin (faktor resiko laki-laki lebih tinggi daripada perempuan)
- Genetik atau faktor keturunan
- Penyakit katup jantung
b. Faktor risioko yang bisa dirubah atau dikendalikan
- Kolesterol tinggi, Obesitas, diabetes dan hipertensi
- Kurang gerak atau aktifitas fisik
- Kebiasaan konsumsi alkohol berlebihan
- Kebiasaan merokok
Kapan harus ke dokter atau fasilitas kesehatan
Segera ke IGD terdekat jika mengalami gejala angin duduk, jangan menunda atau menungggu gejala semakin berat terlebih bila gejala tersebut disertai dengan sesak napas, berkeringat berlebihan, atau nyeri yang menjalar ke lengan, rahang, maupun punggung. Minta bantuan orang lain untuk mengantar ke IGD atau fasilitas Kesehatan terdekat dan jangan menyetir sendiri kecuali tidak ada orang lain yang membantu.
Pemeriksaan yang dilakukan
- Anamnesa, pemeriksan berat badan, tekanan darah, gula darah, kolesterol dan riwayat keluarga
- Elektrokardiografi (EKG): mengamati irama aliran listrik jantung, yang dapat bermasalah saat penderita mengalami penyakit jantung koroner
- Rontgen dada: memeriksa apakah ada perbesaran jantung dan kelainan paru-paru
- Ekokardiografi: mengamati struktur jantung dengan menggunakan gelombang suara untuk mengetahui kelainan pada struktur jantung, misalnya kerusakan otot jantung
- Kateterisasi jantung: melihat pembuluh darah koroner jantung
- CT scan: memperlihatkan gambaran struktur dan kelainan pada jantung.
Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan dengan perubahan pola hidup sehat untuk mengurangi faktor resiko penyakit jantung. Aktifitas pencegahan ini tetap harus dilakukan bersama pengobatan bagi yang sudah menderita penyakit jantung. Pengobatan tanpa dilakukan perubahan pola hidup sehat tidak akan berhasil dengan baik.
- Tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak makan makanan tinggi kolesterol dan tinggi garam
- Konsumsi buah dan sayur (serat)
- Olah raga teratur dan terukur serta jaga berat badan biar tidak gemuk atau obesitas
- Kelola Stres
- Berobat atau kontrol rutin
Beberapa jenis obat yang diberikan pada pasien penyakit jantung: jenis nitrat untuk melemaskan pembuluh darah, Pengencer darah, antagonis kalsium, penurun tekanan darah, ACE inhibitor (melebarkan pembuluh darah) dan penurun kolesterol.
Mitos olah raga malam penyebab angin duduk
Aktifitas olahraga banyak manfaatnya untuk menjaga agar kondisi tubuh tetap fit, baik yang dilakukan pada pagi atau malam hari. Hanya saja untuk olah raga malam hari harus tetap memperhatikan kecukupan waktu istirahat dan jenis olah raga yang sesuai, untuk itu perlu dikonsulkan dokter dengan memperhatikan kondisi tubuhnya.
Jangan menganggap remeh nyeri dada atau menyamakan dengan masuk angin, bisa jadi itu adalah serangan jantung atau bahasa awamnya angin duduk. Semakin cepat diketahui akan lebih cepat dicegah dengan perubahan perilaku hidup sehat dan kontrol rutin. Untuk pemeriksaan Kesehatan sekarang lebih mudah karena bisa melalui Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk skrining penyakit jantung.
Referensi:
Gayatri et al. (2016). Prediktor Mortalitas Dalam-Rumah-Sakit Pasien Infark Miokard ST Elevation (STEMI) Akut di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang, Indonesia. CDK-238/ vol.43 no.3, th. 2016
Harsanti, S. E. (2015). Pengalaman Keluarga Dalam Menghadapi Kejadian Serangan Akut Miokard Infark (AMI) Pada Anggota Keluarga di RSUD Sragen. Stikes Kusuma Husada Surakarta. Surakarta.
https://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7159/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
Sumber Gambar: Freepik