M. Yusuf

 

Sebagian besar orang lebih sering mendengar kata penyakit liver daripada fatty liver, banyak orang bertanya-tanya apa itu fatty liver? Masih saudarakah dengan penyakit liver kok ada kata livernya? Fatty liver merupakan salah satu gangguan atau sakit hati, sakit hati disini bukan sakit hati yang berhubungan dengan kejiwaan seperti iri dengki, kecewa karena putus dengan pacar atau sakit hati karena dihina dan lainnya; tetapi ini sakit pada organ hati (fisik).

Fatty liver adalah kondisi dimana lemak menumpuk secara berlebih di hati. Fatty liver dibagi menjadi 2:

1.    Non Alkoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) atau fatty liver non alkohol, biasanya faktor genetik dan pola hidup

2.    Alkoholic Fatty Liver Diasease (AFLD) atau fatty liver akibat alkohol, disebabkan konsumsi alkohol berlebihan. Alkoholik fatty liver adalah tahap awal dari penyakit hati akibat alkohol, tahap lebih parah adalah hepatitis alkoholik dan sirosis.

 

Faktor Resiko

Beberapa faktor resiko yang membuat rentan atau menaikkan resiko terjadinya fatty liver:

1.    Malas gerak dan obesitas

2.    Menderita diabetes tipe 2

3.    Kolesterol tinggi, LDL (Low Density Lipoprotein) dan trigliserid

4.    Mengidap hipertensi

5.    Riwayat di dalam keluarga (genetik)

6.  Mengkonsumsi obat-obat tertentu seperti kartikosteroid atau obat kanker (dalam jangka waktu lama dan dengan dosis yang tinggi)

7.    Infeksi hepatitis C

8.    Terpapar racun tertentu

9.    Sindrome metabolik dan Sindrom Ovarium Polikistik

10. Malnutrisi dan Hipotyroid

 

Gejala

Gejala antara fatty liver dan penyakit lambung ada kemiripan, misalnya mual, nyeri perut, nafsu makan turun; sehingga kebanyakan orang menyangka hanya menderita penyakit lambung biasa. Gejala mulai terlihat ketika sudah terjadi peradangan dan pembengkakan pada organ hati. Berikut gejala fatty liver:

1.    Rasa tidak nyaman di perut bagian kanan atas

2.    Kelemahan atau kelelahan fisik

3.    Nyeri perut

4.    Nyeri kepala

5.    Mual, penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan

6.    Kulit dan mata menguning (jauindice)

7.    Perbesaran hati

8.    Gatal-gatal pada kulit

 

Diagnosa

Penegakkan diagnosa dilakukan mulai dari wawancara, pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan penunjang:

1.    Wawancara: Riwayat keluarga, pola hidup, konsumsi obat dan alkohol

2.    Pemeriksaan fisik: berat badan, tinggi badan, tanda penyakit kuning dan perbesaran hati

3.    Pemeriksaan penunjang: tes funsi hati (SGPT dan SGOT), USG Abdomen, MRI dan CT-Scan.

 

Pencegahan dan penanganan

Pencegahan dan penanganan penyakit fatty liver diarahkan pada bagaimana perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) karena belum ada pengobatan yang spesifik terkait fatty liver. Bagaimana mengurangi faktor resiko terjadinya fatty liver dan jika sudah sakit bagaimana mengurangi resiko agar tidak bertambah parahnya hal tersebut, itu yang bisa kita lakukan. Beberapa langkah yang bisa dlakukan antara lain:

1.    Menjaga berat badan ideal agar tidak obesitas dan mengurangi perlemakan di perut

2.    Pengaturan diet makan: rendah lemak dan rendah gula (control diabetes)

3.    Tidak mengkonsumsi alkohol

4.    Aktifitas fisik teratur dan terukur (apabila sudah menderita fatty liver harus konsul dengan dokter untuk jenis dan lama olah raganya)

5.    Konsumsi vitamin E dan temulawak untuk memperbaiki kondisi perlemakan dalam hati

6.    Transplantasi dilakukan jika sudah terjadi komplikasi misalkan serosis

 

Apabila anda mengalami gejala diatas dan ingin berkonsultasi terkait fatty liver, bisa berkonsultasi dan periksa di Klinik Penyakit dalam RS Radjiman Wediodiningrat Lawang.

link pendaftaran online: https://daftar.rsjrw.id/index.php/daftar/daftar_rajal

 

Sumber Gambar: Freepik

 

Referensi:

 

Anjani, (2023). Jurnal Biologi Tropis, 23 (3): 213 – 224 DOI:http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i3.5016

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441992/

https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/htj/article/view/1417